Membangun Karakter Mandiri pada Anak Berkebutuhan Khusus Melalui Strategi Scrum di Negara Totochan

Abstrak

Kemandirian merupakan karakter utama yang perlu ditumbuhkan pada anak berkebutuhan khusus (ABK), yang dapat dibentuk melalui pendidikan inklusi di sekolah reguler maupun pendidikan khusus di SLB. Jepang merupakan salah satu negara yang mewajibkan sistem inklusi di seluruh sekolah pada semua jenjang pendidikan. Pemberdayaan ABK di Jepang dilakukan secara komprehensif melalui pembentukan tim scrum yang terdiri tim medis (dokter), pemerintah, sekolah (guru), perguruan tinggi (dosen), dan orang tua. Tim scrum bekerja sama secara kontinu untuk mendampingi dan memberikan rekomendasi di setiap jenjang pendidikan hingga pemilihan lapangan kerja yang tepat bagi ABK. Karakter mandiri pada ABK merupakan kunci bagi mereka untuk berlepas diri sebagai beban keluarga dan masyarakat. Dukungan pemerintah, keluarga, dan masyarakat diperlukan untuk membentuk kemandirian ABK. Sistem pendidikan inklusi di Jepang merupakan salah satu model ideal yang dapat diadaptasikan di Indonesia dengan segala tantangannya, baik dari segi teoritis maupun praktis.

Kata Kunci: anak berkebutuhan khusus, kemandirian, scrum, pendidikan inklusif

Data Unduhan PDF

Data unduhan belum tersedia.

Biografi Penulis

Andhy Surya Hapsara, SMA Negeri 7 Yogyakarta, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta

Guru Sosiologi

Diterbitkan
2019-10-01
Bagaimana cara mengutip:
Hapsara, A. S. (2019). Membangun Karakter Mandiri pada Anak Berkebutuhan Khusus Melalui Strategi Scrum di Negara Totochan. Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru, 4(1), 12-21. https://doi.org/10.51169/ideguru.v4i1.78
Abstrak viewed: 811 times
PDF downloaded: 5403 times