Representasi Kekuasaan Simbolik dalam Pembelajaran Berbasis Kurikulum Merdeka Kelas X (Kajian Wacana Kritis Pierre Bourdieu)

  • Uswatun Hasanah Program Studi Pendidikan Bahasa Pascasarjana Universitas Negeri Makassar, Sulawesi Selatan,  Indonesia
  • Jufri Jufri Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman Universitas Negeri Makassar, Sulawesi Selatan,  Indonesia
  • Muhammad Saleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Makassar, Sulawesi Selatan,  Indonesia

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan representasi kekuasaan simbolik dalam implementasi pembelajaran berbasis Kurikulum Merdeka di kelas X SMAN 9 Gowa, berdasarkan kajian wacana kritis Pierre Bourdieu. Fokus utama penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk-bentuk kekuasaan simbolik melalui elemen eufemisasi dan sensorisasi dalam komunikasi antara guru dan siswa. Teknik pengumpulan data melalui observasi langsung, rekaman percakapan, dan pencatatan selama proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuasaan simbolik tercermin pada dua elemen utama: eufemisasi dengan 18 bentuk diantaranya; 1) Permohonan, 2) Permintaan, 3) Keharusan, 4) Kewajiban, 5) Kedisiplinan, 6) Efesiensi, 7) Apresiasi, 8) Ketidakpercayaan, 9) Keyakinan, 10) Kompetensi, 11) Ketidakmampuan, 12) Kenyamanan, 13) Harapan, 14) Kebijakan, 15) Kedermawaan, 16) Bantuan, 17) Kepedulian  dan 18) Kegunaan. dan sensorisasi dengan 9 bentuk diantaranya; 1) ibadah, 2) pemarjinalan, 3) ancaman, 4) paksaan, 5) kekecewaan, 6) larangan, dan  7) meminta keringanan, 8) Ketidakpatuhan, dan 9) Keegoisan. Kesimpulannya, dalam konteks pembelajaran, guru masih memegang otoritas dominan, sementara siswa cenderung menerima situasi tersebut sebagai bentuk pendisiplinan.

Kata Kunci: Kekuasaan, Simbolik, Eufemisasi, Sensorisasi

Data Unduhan PDF

Data unduhan belum tersedia.
Diterbitkan
2025-03-07
Bagaimana cara mengutip:
Hasanah, U., Jufri, J., & Saleh, M. (2025). Representasi Kekuasaan Simbolik dalam Pembelajaran Berbasis Kurikulum Merdeka Kelas X (Kajian Wacana Kritis Pierre Bourdieu). Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru, 10(2), 1167-1177. https://doi.org/10.51169/ideguru.v10i2.1783
Bagian
Artikel Penelitian
Abstrak viewed: 57 times
PDF downloaded: 18 times

Referensi

Apriliana, A. A. (2021). Kekerasan Simbolik oleh Guru PLB di SLB Negeri Gunungsari Baureno Bojonegoro. Paradigma, 10(1).

Bourdieu, P. (1980). Le sens pratique, Paris: Les Edition Minuit.

Bourdieu, P. (1991). Language and symbolic power. Polity.

Bourdieu, P. (1998). Practical reason: On the theory of action. Stanford University Press.

Fatmawati, N. I., & Sholikin, A. (2020). Pierre Bourdieu dan Konsep Dasar Kekerasan Simbolik. Madani Jurnal Politik Dan Sosial Kemasyarakatan, 12(1), 41–60.

Jufri, J., & Tolla, Achmad. (2015). Struktur Makna Simbolik dalam Wacana Korupsi Fenomena Pasca Reformasi: Kajian Kritis. Makassar: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Makassar.

Putri, R. O. (2020). Kekerasan Simbolik (Studi Relasi Pendidik dan Peserta Didik). FITRAH: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 5(1), 55–82.

Rusdiarti, S. R. (2004). Bahasa, Kapital Simbolik, dan Pertarungan Kekuasaan: Tinjauan Filsafat Sosial Pierre Bourdieu'anteing (Doctoral dissertation, FIB-UI).

Siswadi, G. A. (2024). Reproduksi Kekuasaan melalui Kekerasan Simbolik dalam Sistem Pendidikan: Analisis Kritis Pemikiran Pierre Bourdieu. Widya Aksara: Jurnal Agama Hindu, 29(1), 21–31.

Ulfah. (2013). Kekerasan Simbolik dalam Wacana Pembelajaran. Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI, 14(1), 51–58.