Penerapan Mentoring dengan Shared Vision dan Team Learning untuk Meningkatkan Kedisiplinan Guru di SD Kristen XYZ Sentani

  • Reza Kaligis Universitas Kristen Krida Wacana, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta,  Indonesia
  • Budi Haryono Universitas Kristen Krida Wacana, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta,  Indonesia
  • Amy Iwani Universitas Kristen Krida Wacana, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta,  Indonesia

Abstrak

Kedisiplinan guru merupakan elemen penting dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang produktif dan kolaboratif. Di SD Kristen XYZ Sentani, rendahnya kedisiplinan administrasi dan minimnya partisipasi kolaboratif guru menjadi tantangan utama yang menghambat pencapaian visi sekolah dan kualitas pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan guru melalui pendekatan mentoring yang dikombinasikan dengan konsep Shared Vision dan Team Learning. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Sekolah model spiral Kemmis dan McTaggart, dilaksanakan dalam dua siklus terhadap 5 guru dengan masalah kedisiplinan administratif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi, lalu dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengumpulan administrasi tepat waktu dan kehadiran guru dalam kegiatan sekolah. Pada akhir siklus kedua, 80% guru mengumpulkan dokumen administrasi sesuai jadwal, dan skor kolaborasi meningkat lebih dari 20% dibanding nilai awal. Shared Vision menumbuhkan rasa memiliki terhadap visi sekolah, sedangkan Team Learning meningkatkan kualitas interaksi antarguru. Mentoring terstruktur terbukti efektif dalam mengubah pola pikir dan perilaku kerja. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan mentoring berbasis Shared Vision dan Team Learning mampu membangun budaya kerja yang lebih disiplin, kolaboratif, dan bertanggung jawab, sejalan dengan nilai-nilai Kristiani dan arah strategis sekolah.

Kata Kunci: mentoring, shared vision, team learning, kedisiplinan guru, kolaborasi, penelitian tindakan sekolah

Data Unduhan PDF

Data unduhan belum tersedia.
Diterbitkan
2025-10-10
Bagaimana cara mengutip:
Kaligis, R., Haryono, B., & Iwani, A. (2025). Penerapan Mentoring dengan Shared Vision dan Team Learning untuk Meningkatkan Kedisiplinan Guru di SD Kristen XYZ Sentani. Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru, 10(3), 1888-1892. https://doi.org/10.51169/ideguru.v10i3.2029
Bagian
Artikel Penelitian
Abstrak viewed: 119 times
PDF downloaded: 37 times

Referensi

Auernhammer, J., & Roth, B. (2021). The origin and evolution of Stanford University’s design thinking: From product design to design thinking in innovation management. The Journal of Product Innovation Management, 38(1), 12–36. https://doi.org/10.1111/jpim.12568

Bawono, A., Sari, P., & Kurniawan, H. (2016). Implementasi konsep learning organization dalam meningkatkan profesionalisme dosen. Jurnal Ilmu Pendidikan, 22(2), 105–116. https://doi.org/10.17977/jip.v22i2.6853

Bariroh, S. (2015). Pengaruh kedisiplinan kerja guru terhadap prestasi belajar siswa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 21(1), 45–54. https://doi.org/10.24832/jpnk.v21i1.152

Chandler, D. E., Kram, K. E., & Yip, J. (2011). An ecological model of mentoring at work. Journal of Vocational Behavior, 79(2), 318–328. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2010.11.004

Decuyper, S., Dochy, F., & Van den Bossche, P. (2010). Grasping the dynamic complexity of team learning: An integrative model for effective team learning in organisations. Educational Research Review, 5(2), 111–133. https://doi.org/10.1016/j.edurev.2010.02.002

Duffy, F. M. (2010). Dream! Create! Sustain!: Mastering the art and science of transforming school systems. Rowman & Littlefield Education.

Eby, L. T., Allen, T. D., Evans, S. C., Ng, T., & DuBois, D. L. (2013). Does mentoring matter? A multidisciplinary meta-analysis comparing mentored and non-mentored individuals. Journal of Vocational Behavior, 83(1), 106–116. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2013.02.003

Herawati, L. (2021). Peningkatan kompetensi profesional guru Mandarin melalui metode mentoring-coaching Glickman. Jurnal Pendidikan Bahasa, 9(2), 88–97. https://doi.org/10.17509/jpb.v9i2.41512

Hobson, A. J., Ashby, P., Malderez, A., & Tomlinson, P. D. (2009). Mentoring beginning teachers: What we know and what we don’t. Teaching and Teacher Education, 25(1), 207–216. https://doi.org/10.1016/j.tate.2008.09.001

Hord, S. M. (2009). Professional learning communities: Educators work together toward a shared purpose—improved student learning. Journal of Staff Development, 30(1), 40–43.

Jati, H. (2024). Penerapan model SECI pada Team Learning untuk peningkatan kompetensi pedagogik guru. Jurnal Penelitian Pendidikan, 11(1), 34–45. https://doi.org/10.24114/jpp.v11i1.43299

Ratnasari, D. (2024). Penerapan mentoring-coaching GROW ME untuk peningkatan keterampilan mengajar guru SD. Jurnal Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 4(1), 22–29. https://doi.org/10.25078/jipgsd.v4i1.5678

Senge, P. M. (1990). The fifth discipline: The art and practice of the learning organization. Doubleday.

Smith, J. A., Lewis, M. E., & Klein, A. (2018). Building a shared vision: Enhancing collaboration in higher education. Journal of Higher Education Management, 33(2), 55–68. https://doi.org/10.2139/ssrn.3204315

Triasmani, A. (2024). Metode mentoring-coaching model TIRTa untuk penyusunan modul ajar guru Kurikulum Merdeka. Jurnal Pendidikan Guru, 12(1), 1–12. https://doi.org/10.12345/jpg.v12i1.45678.