Strategi Resolusi Konflik Berbasis Kearifan Lokal pada 'Merah dan Hijau' Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta (Dalam Perspektif Ajaran Kusumawicitra)

Abstract

Konflik antar simpatisan partai sudah sangat familiar pada masyarakat Kecamatan Ngampilan.
Konflik antara kelompok Merah yang identik dengan simpatisan PDIP dan kelompok hijau yang
tersemat pada simpatisan PPP adalah konflik klasik yang masih bergulir walau memang hanya pada
tahun politik. Insiden saling serang dan bentrok hingga menjatuhkan korban kerap mewarnai konflik.
Peneilitian kualitatif deskriptif ini bertujuan untuk menciptakan sebuah inovasi berupa strategi
resolusi konflik yang berkearifan lokal yang diharapkan mampu berkonstribusi menangani konflik
kelompok merah dan hijau di Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta.
Informan yang dipilih berupa dua Senior Laskar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, pimpinan
TKP Ngabean, dua Petinggi Partai Persatuan Pembangunan, dan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik.
Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa strategi resolusi konflik berkearifan lokal pada konflik
merah dan hijau Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta berisikan upaya resolusi konflik dengan
menerapkan nilai kepemimpinan sebagai pondasi utamanya. Strategi ini menekankan kepada peran
pemimpin dalam menghindari, meredam, dan menyelesaikan konflik dengan kepemimpinannya.
Strategi resolusi konflik berkearifan lokal pada penelitian ini berupa kiat kiat ajaran kepemimpinan
dari raja yang bijaksana bernama Prabu Kusumawicitra yang dituliskan dalam Serat Ajipamasa oleh R.
Ng. Renggawarsita yang telah di intepretasi oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan penelitian ini yaitu
untuk menekan konflik klasik antara simpatisan PPP dan PDIP di Kecamatan Ngampilan Kota
Yogyakarta.